Kuretase atau kuret adalah prosedur medis yang dilakukan untuk membersihkan rahim, biasanya setelah keguguran, kehamilan kosong, atau sebagai bagian dari tindakan aborsi. Meski prosedur ini umumnya aman jika dilakukan oleh tenaga medis profesional, dalam beberapa kasus bisa saja terjadi komplikasi yang disebut sebagai kuret gagal.
Mengetahui tanda-tanda kuret gagal sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat. Berikut ini penjelasan lengkap tentang tanda kuret gagal, penyebabnya, dan langkah penanganannya.

Apa Itu Kuret Gagal?
Kuret gagal adalah kondisi ketika hasil dari prosedur kuretase tidak optimal, sehingga masih terdapat sisa jaringan kehamilan di dalam rahim. Ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi seperti infeksi, perdarahan berkepanjangan, atau gangguan kesuburan di kemudian hari.
Tanda-Tanda Kuret Gagal yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa gejala yang dapat menjadi indikasi bahwa prosedur kuret tidak berjalan sempurna:
1. Perdarahan yang Terus-Menerus
Perdarahan ringan memang wajar pasca-kuret, namun jika darah keluar dalam jumlah banyak atau berlangsung lebih dari 2 minggu, hal ini patut diwaspadai. Perdarahan berlebihan bisa mengindikasikan masih adanya jaringan yang tertinggal.
2. Nyeri Perut Hebat
Nyeri ringan adalah hal biasa setelah tindakan kuret, tapi bila nyeri tidak kunjung membaik atau justru semakin hebat, ini bisa menjadi tanda adanya komplikasi atau infeksi.
3. Demam dan Badan Menggigil
Demam tinggi (di atas 38°C) setelah kuret bisa menandakan infeksi rahim atau sisa jaringan membusuk di dalam. Gejala ini harus segera ditangani secara medis.
4. Keluar Cairan Berbau dari Vagina
Cairan atau keputihan berbau busuk, terutama disertai demam dan nyeri, bisa menandakan adanya infeksi akibat sisa jaringan plasenta atau janin yang tertinggal.
5. Hasil USG Menunjukkan Sisa Jaringan
Pemeriksaan USG pasca-kuret biasanya akan menunjukkan apakah rahim sudah bersih. Jika masih terlihat adanya sisa jaringan, maka kuret dianggap belum berhasil sepenuhnya.
Penyebab Umum Kuret Gagal
- Prosedur dilakukan tidak tuntas atau terburu-buru
- Tenaga medis yang kurang berpengalaman
- Kehamilan yang tidak berkembang dengan sempurna (missed abortion)
- Rahim dalam kondisi tidak optimal saat tindakan dilakukan
- Alat medis yang kurang steril atau prosedur tidak sesuai standar
Cara Mengatasi Kuret Gagal
Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera lakukan langkah berikut:
1. Konsultasi dan Pemeriksaan Ulang
Segera periksa ke dokter kandungan dan lakukan USG transvaginal untuk memastikan kondisi rahim.
2. Kuret Ulang
Jika masih ada sisa jaringan, biasanya dokter akan menyarankan tindakan kuret ulang (evakuasi ulang) untuk membersihkan rahim sepenuhnya.
3. Pemberian Antibiotik
Jika terjadi infeksi, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mencegah penyebaran bakteri dan komplikasi yang lebih serius.
4. Pemantauan Secara Berkala
Dokter mungkin akan meminta Anda melakukan kontrol dalam beberapa minggu untuk memastikan rahim telah pulih dan tidak ada sisa komplikasi.
Kesimpulan
Kuret gagal bisa berisiko bagi kesehatan reproduksi Anda jika tidak segera ditangani. Mengenali tanda-tandanya sejak dini seperti perdarahan terus-menerus, nyeri hebat, demam, atau keluarnya cairan berbau bisa membantu Anda segera mencari pertolakan medis.
Pastikan prosedur kuret dilakukan di klinik yang legal dan profesional, dengan dokter kandungan yang berpengalaman dan fasilitas memadai untuk menghindari komplikasi serius.